26 Desember 2010

Islam Menjawab Seks Bebas

Belum hilang dari ingatan kita kasus Video mesum Ariel Peterpan dengan dua teman wanitanya yakni Luna Maya dan Cut Tari yang persidangannya belum selesai sampai saat ini kita dihebohkan lagi oleh hasil laporan survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang melaporkan 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah.

Hasil yang sama juga terjadi di kota-kota besar lainnya misalnya saja di Surabaya tercatat 54 %, di Bandung 47 %, dan 52 % di Medan bahkan di jogja tercatat dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 % mengalami kehamilan sebelum menikah. Walhasil akibat dari perilaku ini Berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 % dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 % (http://nasional.tvone.co.id). Tak hanya itu Kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai angka 2,5 juta dan Pelaku umumnya berada pada kisaran usia 20-29 tahun. (http://news.okezone.com)

Sungguh ironi sebuh dikenal dengan penduduk muslim tersbesar di dunia ternyata memiliki pesoalan yang semestinya dihadapi oleh negara yang penduduknya jauh dari nilai-nilai islam. Tapi kenyataanya memang demikian sekulerisme yang melahirkan kebebasan atas nama HAM yang sejatinya jauh dari islam terah mendarah daging negeri ini. seks bebas yang menjangkiti generasi muda bangsa ini seolah-oleh telah tersistem dengan rapi mulai dari Perundang-undangannya, sosial masyarakatnya bahkan pendidikannya seolah-olah menyuburkan seks bebas.

Bisa kita lihat RUU Anti pornoasksi/grafi disahkan dengan menghilangkan kata “ANTI” yang mengisyaratkan poenoaksi/grafi tidak dilarang dengan mutlak tapi diatur yang akibatnya bisa dilihat indonesia menjadi pengakses industri porno no 1 di dunia dan Akses masyarakat Indonesia terhadap nama-nama sex-idol (bintang porno) seperti Pamela Anderson dari USA atau Maria Ozawa alias Miyabi dari Jepang, terekam oleh googletrends menempati peringkat 1 di dunia selama 3 tahun berturut-turut sampai tahun ini. Kampanye Pemakaian kondom untuk mencegah HIV/AIDS yang sejatinya kampenye penyuburan seks bebas terus dilakukan berbagai pihak tidak terkecuali oleh pemerintah padahal secara ilmiah kondom tidak bisa mencegah HIV/AIDS karena diameter pori-pori kondom lebih besar dari pada diameter virus itu sendiri.

Begitulah aturan atau hukum yang bersumber dari manusia, bukan malah mengatasi masalah malah menimbulkan masalah baru. Sudah saatnya kita kembali pada aturan dari Yang Maha benar Dialah Allah SWT lewat syariahnya tanpa pandang bulu karena Islambukan sekedar agama ritual saja melaikan juga mempunyai seperangkat aturan yang lengkap yang  mengatur seluruh alam. Islam tidak hanya  mempunyai aturan  yang  tegas terhadap pelaku seks bebas tapi juga  cara cegah.

Dan sekali lagi andaikan saja  yang diterapkan aturan Islam dalam hal ini hanya sebatas aturan untuk mencegah seks bebas maka akan terjadi banyak kontradiksi karena aturan Islam baru dapat dirasakan cahanyanya  apabila diterapkan secara Kaffah bukan hanya secara sebagian saja apalagi hanya mengadopsi eksistensinya seperti yang didengung-dengungkan polotikus akhir-akhir ini. Dan hanya Daulah khilafahlah satu-satunya yang bisa menerapkan Islam secara kaffah dan menjadi penjaganya. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. (Oleh Ancah Suroso, BKLDK F.T.Unesa)

Sumber:
http://dakwahkampus.com/artikel/opini-mahasiswa/1369-islam-menjawab-seks-bebas.html

0 komentar: