06 September 2009

SEMBILAN ELEMEN JURNALISTIK


Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan sembilan elemen jurnalisme, yang didapat setelah Committee of Concerned Journalists mengadakan banyak diskusi dan wawancara dengan 1.200 wartawan dalam periode tiga tahun.Dalam upaya mempertahankan tujuan itu, mereka membuat sembilan elemen yang seharusnya diketahui wartawan dan yang diharapkan warga.

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran.
Kebenaran adalah prinsip pertama dan yang paling membingungkan. Saat konsep tersebut pertama kali berkembang, objektivitas tak dimaksudkan untuk menyiratkan bahwa wartawan bebas dari bias. Justru sebaliknya. Bukanlah wartawan yang dibayangkan untuk jadi objektif. Metodenya yang harus objektif. Kuncinya adalah disiplin dalam metode ini, bukan dalam tujuannya. Kebenaran macam apa? Secara alami jurnalisme bersifat reaktif dan praktis, ketimbang filosofis dan introspektif. Bentuk kebenaran yang bisa dipraktikkan dan fungsional. Warga menjalani hidup berdasarkan kebenaran ini untuk sementara waktu karena hal ini penting untuk penyelenggaraan kehidupan sehari-hari.

Bagaimana membuat suatu berita menuju ke kebenaran? Wartawan perlu mengembangkan prosedur dan proses untuk sampai pada hal ini, yang sebut saja kebenaran fungsional. Sama seperti dilakukan polisi, hakim, guru sejarah atau biologi, pengaturan pajak, pembuatan UU, dan lain-lain. Semuanya subjek untuk direvisi. Metode dan alatnya macam-macam.Agar kewajiban pertama itu terpenuhi, langkah berikutnya adalah wartawan harus memperjelas kepada siapa menujukan loyalitas pertama mereka. Untuk siapa wartawan bekerja?

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga.
Jika wartawan menujukan komitmen pertamanya kepada warga, bagaimana dengan orang lain yang bekerja di media—bagian penjualan iklan, bagian sirkulasi, para pengemudi truk, penerbit, dan pemilik? Apa yang bisa diharapkan warga dari mereka? Apa hubungan mereka dengan redaksi? Hubungan bisnis jurnalisme berbeda dari pemasaran untuk konsumen tradisional, dan dalam beberapa hal lebih rumit. Ini sebuah segitiga. Audiens bukanlah pelanggan yang membeli barang dan jasa. Pengiklanlah sang pembeli. Namun pelanggan/pengiklan harus menjadi nomor dua dalam segitiga tersebut di bawah warga —sosok ketiga dalam segitiga ini.

Di sinilah dikenal konsep pagar api (firewall). Garis ini adalah lambang pagar api yang mencerminkan prinsip antara berita dengan iklan harus tegas dipisahkan.
Sejarah menunjukkan bahwa rencana bisnis yang menempatkan audiens mendahului kepentingan politik dan keuntungan finansial jangka pendek adalah strategi keuangan jangka panjang terbaik.Metode apa yang dipakai wartawan untuk mendekati kebenaran dan bagaimana mereka menyampaikan metode ini kepada warga? Apa intisari dari jurnalisme?

3. Intisari jurnalisme adalah sebuah disiplin verifikasi
Disiplin verifikasi adalah ihwal yang memisahkan jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi, atau seni. Hanya jurnalisme yang sejak awal berfokus untuk menceritakan apa yang terjadi setepat-tepatnya. Jurnalisme verifikasi juga membedakan dari jurnalisme omongan.

Lima konsep dalam verifikasi menurut Kovach dan Rosenstiel:
1.Jangan menambah atau mengarang apa pun.
2.Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar.
3,Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda dalam melakukan reportase.
4.Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri.
5.Bersikaplah rendah hati.

Metode dalam melakukan verifikasiKovach dan Rosenstiel menawarkan metode untuk melakukan verifikasi. PertamaPenyuntingan secara skeptis. Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris, kalimat demi kalimat, dengan sikap skeptis. Banyak pertanyaan, banyak gugatan. Kedua, memeriksa akurasi. Akurat adalah semua informasi yang disuguhkan tidak kurang, tidak berlebihan, dengan sumber-sumber yang jelas, nama lengkap, angka, waktu, jarak, ukuran, tempat, dan sebagainya. Hindari sumber anonim atau sumber dengan atribusi (perkecualian harus didiskusikan lebih dulu dengan redaktur).

Tujuh Kriteria Sumber Anonim:
1. Sumber tersebut berada pada lingkaran pertama "peristiwa berita" yang kita laporkan. Artinya, dia menyaksikan sendiri atau terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Dia bisa merupakan pelaku, korban, atau saksi mata.
2. Keselamatan sumber tersebut terancam bila identitasnya kita buka.
3. Motivasi sumber anonim memberikan informasi murni untuk kepentingan publik.
4. Integritas sumber harus Anda perhatikan.
5. Harus seizin atasan Anda (editor).
6. Ingat aturan Ben Bradlee, redaktur eksekutif harian Washington Post zaman skandal Watergate. Dia hanya mau meloloskan sebuah keterangan anonim kalau sumbernya minimal dua orang.
7. Bill Kovach sendiri menambahkan satu syarat lagi. Kita harus membuat sangat jelas dengan calon sumber anonim kita bahwa perjanjian keanoniman akan batal dan nama mereka akan kita buka ke hadapan publik, bila kelak terbukti si sumber berbohong atau sengaja menyesatkan kita dengan informasinya.

David Yarnold dari San Jose Mercury News mengembangkan satu daftar pertanyaan yang disebutnya "accuracy checklist."Apakah lead berita sudah didukung dengan data-data penunjang yang cukup? Apakah sudah ada orang lain yang diminta mengecek ulang, menghubungi atau menelepon semua nomor telepon, alamat, atau situs web yang ada dalam laporan tersebut? Bagaimana dengan penulisan nama dan jabatan? Apakah materi background guna memahami laporan ini sudah lengkap? Apakah semua pihak dalam laporan sudah diungkapkan dan apakah semua pihak sudah diberi hak untuk bicara? Apakah laporan itu berpihak atau membuat penghakiman yang mungkin halus terhadap salah satu pihak? Siapa orang yang kira-kira tak suka dengan laporan ini lebih dari batas yang wajar? Apa ada yang kurang? Apakah semua kutipan akurat dan diberi keterangan dari sumber yang memang mengatakannya? Apakah kutipan-kutipan itu mencerminkan pendapat dari yang bersangkutan?

Metode dalam melakukan verifikasi Ketiga jangan berasumsi. Jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja. Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer sedekat mungkin.David Protess dari Northwestern University memiliki satu metode. Dia memakai tiga lingkaran konsentris. KeempatMengecek fakta.

4. Wartawan harus tetap independen dari pihak yang mereka liput.
*Saat ini sejumlah stasiun televisi di Indonesia membuka peluang bagi politisi dan selebritas, atau keduanya sekaligus dalam beberapa kesempatan, untuk memakai baju jurnalisme. Apa implikasinya?*Identitas jurnalistik yang kabur ini mengubah sikap yang menyangkut hubungan antara wartawan dan mereka yang diliput. Apakah hal ini baik? Bisakah mengharapkan seseorang meliput secara benar orang yang memiliki hubungan personal, intim, dan loyalitas dengannya? Bagaimana menandingkannya dengan kewajiban yang menyebut loyalitas pertama profesional kepada warga? Wartawan juga mesti independen dari kelas atau status sosial. Media umumnya melakukan penargetan strategis kepada demografi elite. Wartawan juga mesti independen dari ras, etnis, agama, dan gender. Solusinya merekrut lebih banyak orang dari kelas dan latar belakang yang beragam.

Bagaimana independen tanpa menjadi terisolasi dari masyarakat?Herald-Tribune di Sarasota, Florida, mengembangkan sebuah metode percobaan yang inventif. Setiap wartawan di media itu bekerja sebagai perwakilan pembaca selama satu minggu.
Konsep independensi adalah persoalan praktik bukannya teori. Pentingnya independensi kian jelas saat kita menyimak kewajiban khusus jurnalisme berikutnya, perannya sebagai anjing penjaga

5. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas

Pers sebagai anjing penjaga, tak sekadar memantau pemerintahan, tapi juga meluas hingga pada semua lembaga yang kuat di masyarakat atas nama orang banyak untuk mencegah terjadinya tirani.Tujuan peran anjing penjaga juga berkembang, ia tak hanya menjadikan manajemen dan pelaksana kekuasaan transparan semata, tapi juga menjadikan akibat dari kekuasaan itu diketahui dan dipahami. Pers harus mengenali kapan lembaga kekuasaan bekerja secara efektif, dan kapan tidak.

Perlunya mengembangkan liputan investigatif, yang menyingkap cara pandang baru sekaligus informasi baru tentang sebuah masalah.Prinsip ini mensyaratkan ketrampilan khusus, temperamen khusus, dan rasa lapar yang khusus. Prinsip ini juga mensyaratkan komitmen serius dari sumber, hasrat untuk meliput masalah yang penting, dan sebuah pers yang independen dari kepentingan apapun, kecuali buat warga.

6.Jurnalisme sebagai Forum Publik
Laporan berita bukanlah kata-kata yang tercetak beku, dan mereka tidak hidup dalam ruang hampa; mereka adalah bagian percakapan. Dan sekalipun percakapan sudah pasti melibatkan pertukaran informasi, sebagian besar merupakan pertukaran ide dan opini.

Penyedia berita kita menciptakan sejumlah saluran yang memungkinkan warga berinteraksi. Saluran ini bisa meliputi surat, email, kontak telepon. Ruang untuk menulis kolom opini tamu, kesempatan untuk membuat saran berita, dan ombudsman. Meliputi juga penampilan publik oleh anggota staf dalam acara pertemuan-pertemuan umum, diskusi panel, juga dialog radio interaktif dan penampilan televisi.

Pada 1840 Houston Star termasuk suratkabar pertama yang membuat ruang tunggu di kantornya.Diskusi publik harus dibangun di atas prinsip-prinsip yang sama sebagaimana hal lain dalam jurnalisme—kejujuran, fakta, dan verifikasi. Forum yang tak punya sikap hormat pada fakta akan gagal memberi informasi. Sebuah debat yang dipenuhi prasangka dan pengandaian hanya akan menimbulkan amarah.

7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
Jurnalisme adalah mendongeng dengan sebuah tujuan. Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan. Bagaimana dengan teknik mengubah berita menjadi hiburan dan hiburan menjadi berita?

Menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat akan gagal sebagai strategi bisnis jurnalisme jangka panjang. Audiens semacam itu akan berpindah pada hal “yang paling memikat” berikutnya karena ia terbangun di atas tanah yang lembek sejak awal.

Ada tiga alasan, sederhana tapi tak terbantahkan: Anda akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain, strategi infotainment menghancurkan otoritas organisasi berita, Anda bermain menggunakan kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media Anda sendiri.

Sejarah dalam waktu yang panjang telah mengisyaratkan bahwa organisasi yang lebih menggeluti informasi di ujung spektrum condong berjaya dibandingkan yang menggeluti ujung hiburan.

8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional
Apa berita yang menarik minat pembaca? Apa trend pakaian yang sedang digemari anak muda sekarang? Bagaimana media melihat banyak hal yang bisa dijadikan berita?
Jurnalisme adalah kartografi modern. Ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk mengarahkan persoalan masyarakat. Seperti halnya peta, nilai jurnalisme bergantung pada kelengkapan dan proporsionalitas. Konsep pembuat peta juga membantu kita memahami lebih baik ide keberagaman dalam berita.

Agar berita tetap komprehensif dan proporsional, perlu riset pasar. Tapi riset macam apa? Kita perlu menciptakan sebuah riset pasar jurnalisme yang mendekati orang sebagai warga dan bercerita lebih banyak kepada kita mengenai hidup mereka? Bagaimana Anda menghabiskan waktu? Ceritakan hari Anda. Berapa lama perjalanan Anda? Apa yang Anda cemaskan? Apa yang Anda harapkan dan takutkan bagi anak-anak Anda? Ini memungkinkan redaktur memahami bagaimana merancang sebuat paket berita yang komprehensif dan proporsional.

9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka
"Jurnalisme terbaik sering kali muncul ketika ia menentang manajemennya." (Bob Woodward)*“

Kemampuan wartawan untuk mengikuti nurani jauh lebih penting daripada apapun yang mereka percayai atau keyakinan apapun yang mereka bawa ke dalam pekerjaan mereka. Kredibilitas, lebih daripada objektivitas, itulah yang penting bagi kita dalam industri kita … Harus ada budaya di redaksi yang memungkinkan seorang wartawan punya sebuah diskusi yang bebas dan terbuka.” (Linda Foley, presiden Newspaper Guild)

Ruang redaksi mesti ada dialog, dengan begitu juga perlu ada keberagaman. Tujuan keberagaman tak hanya membentuk ruang redaksi yang mirip keragaman masyarakat, tapi juga ruang redaksi yang terbuka dan jujur sehingga keberagaman ini bisa berfungsi. Tujuan keberagaman adalah organisasi berita yang lebih akurat. Kuota etnik, gender, dan ras adalah sebuah cara untuk mendekatinya.Di mana peran warga?

Jika kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran, lantas apa peran warga masyarakat? Tanggung jawab apa yang mereka punyai?*Warga harus menepikan prasangka, dan menilai kerja wartawan berdasarkan apakah tulisannya menyumbang pada kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi.

Dalam pengertian itu, elemen jurnalisme adalah pernyataan hak-hak dasar sebuah masyarakat sekaligus menjadi pernyataan tanggung jawab wartawan. Maka, perlu sekali untuk menghitung berapa banyak kita sebagai warga bisa mengenali apakah elemen jurnalisme muncul dalam berita yang kita terima. Warga punya sebuah kewajiban untuk mendekati berita dengan pikiran terbuka, bersedia menerima fakta baru dan mengkaji pandangan baru saat mereka dihadirkan.Warga punya tanggung jawab untuk muncul pada forum publik, atau mengirim email atau surat kepada redaktur.

Apa yang kita lakukan sebagai warga jika hak-hak ini tidak terpenuhi? Tindakan apa, misalnya, yang bisa dan seharusnya kita ambil jika sebuah koran melaporkan kasus kecurangan bisnis atau politik namun tidak mengikuti kontroversi yang timbul dari masalah itu?Pertama, tentu saja, berupa nasihat atau informasi, dan bukannya hujatan, karena kontak semacam ini bekerja paling baik jika datang secara konstruktif.Kedua, jika hal ini diabaikan, tawarkan lagi dengan beragam cara. Misalnya, jika sebuah email tidak ditanggapi, kirimkan lagi, dan lantas angkat telepon dan tulis sepucuk surat, dengan sebuah salinan kepada pemimpin redaksi.

Apa yang bisa kita lakukan jika kita sebagai warga sudah menawari organisasi berita ini umpan balik, tapi kontribusi, ide, serta kritik kita diabaikan?Hak hanya bermakna sesuatu jika mereka dilihat sebagai hak. Pada poin itu, hentikan usaha Anda. Hentikan berlangganan. Stop menonton. Yang paling penting, tulis penjelasan yang gamblang mengapa Anda melakukan hal itu. Pasar gagal jika kita sebagai warga bertindak pasif, tak sudi lagi menyentuh produk yang merosot mutunya karena kita tak punya alternatif.

0 komentar: